Pesan Seorang Ibu

Di pagi hari seorang anak kecil yang sedang bersiap-siap untuk menjajahkan makannay maknannya, dengan semangatnya diapun pergi dan berpamitan kepada ibunya dan berdoa agar semua kuenya dapat habis terjual, bergegas anak itu pergi untuk menjajakan makananya di sebuah pasar di sudut perkotaan . Tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!"
"Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.
Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.

Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."
Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."
Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."

Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?" 
"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."

Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."

Keberhasilan Dari Sebuah Hinaan


PengampunanSaat Abraham Lincoln (1809-1865) masih pengacara muda, ia sering berkonsultasi dengan pengacara lain tentang kasusnya. Suatu hari, ia duduk di ruang tunggu untuk menjumpai seorang pengacara senior. Tapi ketika tiba waktunya, pengacara itu hanya melihat Lincoln sekilas dan berteriak, “Apa yang dia lakukan di sini? Singkirkan dia! Aku tidak akan berurusan dengan seekor monyet kaku!”

Lincoln berpura-pura tidak mendengar, walaupun dia tahu kalau hinaan itu disengaja. Biarpun malu, dia tetap bersikap tenang. Kemudian ketika pengadilan berlangsung, Lincoln diabaikan. Namun pengacara yang telah menghina Lincoln dengan begitu kejamnya, ternyata bisa membela kliennya dengan brillian. Penanganannya atas kasus itu membuat Lincoln terpesona. Katanya dalam hati, “Nalarnya sangat bagus. Argumennya tepat dan sangat lengkap. Begitu tertata serta benar-benar dipersiapkan! Aku akan pulang dan lebih giat belajar hukum lagi.”
Waktu berlalu…

Lincoln menjadi presiden Amerika Serikat pada bulan Maret 1861. Di antara kritikus utamanya, terdapat Edwin M. Stanton, pengacara yang pernah menghinanya dan melukai hatinya begitu dalam. Namun Lincoln mengangkatnya di posisi penting sebagai Sekretaris Perang. Ia tidak pernah lupa bahwa Stanton adalah pengacara berotak cerdas, yang amat dibutuhkan negaranya.

Saat Lincoln meninggal, Stanton berkata, “Dia merupakan mutiara milik peradaban.”

Pedagang Tahu Beromzet Jutaaan Rupiah

RODA kehidupan memang berputar. Kesabaran, ketekunan, kerja keras,dan pantang menyerah menjadi modal utama seorang pedagang tahu keliling yang kini menjadi bos pabrik yang memproduksi bahan makanan beromzet jutaan rupiah.

Adalah Acim Artasin (45) yang pertama kali menginjakkan kakinya di Jakarta, tepatnya di daerah Kebayoran Lama, sekira 1971 silam. Ketika itu, dia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Kedatangannya di Jakarta langsung membawanya mengenal acara berdagang di pasar tradisional. Akhirnya, sembilan tahun kemudian, Acim mulai menggeluti proses jual beli bahan makanan. Berdagang tahu menjadi pilihan pekerjaan baginya. Bisnis keluarga menjadi salah satu latar belakang Acim untuk ikut serta memasarkan tahu dengan sasaran rumah tangga. Mulailah Acim berdagang tahu keliling yang kala itu keuntungan yang didapatnya tidak lebih dari seratusan ribu rupiah per hari.

Meskipun setiap harinya Acim harus berjalan menyusuri jalan di bawah terik matahari, dia melakukannya untuk kehidupan yang diyakini akan lebih baik. ”Sambil berjualan keliling kompleks perumahan, saya juga mulai mengumpulkan modal untuk usaha,” ujar Acim saat ditemui harian Seputar Indonesia (SINDO) di pabrik tahu miliknya di daerah Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Kesabaran, ketekunan, dan kerja keras tanpa mengeluh ternyata membuahkan hasil. Setelah lebih kurang 19 tahun berjualan tahu keliling, modal yang dikumpulkan Acim pun mulai menumpuk. Tidak banyak memang,namun bisa membuat pekerjaannya sedikit lebih ringan. Minimal, dengan modal yang dia punya, bisa membuatnya berjualan tahu di pasar tradisional tanpa harus keliling.

Tahun 2000 mulailah Acim memasarkan tahunya di pasar tradisional. Meskipun sudah berjualan di pasar, Acim tidak berhenti mengumpulkan dana untuk memajukan usahanya. Tiga tahun lamanya di berjualan di pasar, peluang membesarkan usahanya nampak di depan mata. ”Awal 2003, ada pengusaha pabrik tahu yang bangkrut dan menawarkan saya untuk membeli pabrik dan alat-alat produksinya. Kesempatan itu langsung saya ambil,” ucapnya mengenang. Sebuah pabrik pengolahan tahu yang berdiri di atas tanah seluas 100 meter persegi menjadi titik balik perjalanan usaha Acim yang lebih besar. Untuk memulai menjadi seorang bos industri pengolahan bahan makanan, Acim tentu harus merogoh kantong lebih dalam.

Untuk membeli bangunan pabrik pengolahan, dibutuhkan dana yang tidak sedikit, yakni berkisar Rp9 juta. Sementara untuk membeli perabotan dan beberapa alat produksi pengolahan tahu seperti mesin uap,tungku air,dan lainnya, Acim membutuhkan dana minimal Rp7 juta. Tentu saja dana tersebut lumayan besar di mata Acim. Namun, tekadnya sudah sebesar gunung untuk mengambil kesempatan ini dan bisa memulai bisnis dengan keuntungan yang cukup menjanjikan di kemudian hari. Dua tahun kemudian, Acim memutuskan menjalankan bisnis ini. Awal tahun 2005, Acim memberanikan diri meminjam modal ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp35 juta yang untuk membeli lahan pabrik dan bangunannya beserta peralatan pengolahan tahu.

”Harga tanah sendiri sudah sangat mahal sekitar Rp50 juta, tapi bisa dicicil.Jadi pinjaman dari bank bisa untuk memulai usaha sambil menabung untuk melunasi utang tanah dan utang ke bank,” jelasnya. Sadar tidak mampu menjalankan industri pengolahan makanan seorang diri, Acim merekrut tujuh tenaga kerja yang sudah terampil dalam menjalankan mesin pengolahan maupun yang masih baru. Bahkan,dia pernah mempekerjakan 20 orang sekaligus. Namun, jumlah tersebut tidak bertahan lama.Kini,di pabrik kecil miliknya itu, dia mempekerjakan sedikitnya sembilan tenaga kerja.

Acim menceritakan, pada awalnya, industri pengolahan tahu miliknya hanya mampu memproduksi sedikitnya 1 kuintal tahu per hari yang kemudian didistribusikan ke pasar tradisional di daerah Ciputat dan sekitarnya. Menurutnya, tidak banyak keuntungan atau omzet yang diperolehnya pada masa awal menjalankan bisnis ini. ”Paling besar keuntungan per hari hanya Rp300.000. Itu pun sudah dikurangi dengan belanja bahan dasar pembuat tahu dan upah pekerja di sini,” paparnya. Optimisme terpancar dalam diri Acim. Meskipun kondisi awal tidak menguntungkan dan jauh dari ekspektasinya, dia tetap yakin bisnis yang dijalankan akan membawanya pada kehidupan yang lebih baik.

Optimisme yang tinggi membawanya bekerja lebih keras. Alhasil, perlahan tapi pasti, pabrik miliknya mulai berkembang. Acim bukanlah orang pertama yang memiliki pabrik pengolahan tahu di daerah Ciputat dan sekitarnya. Kerasnya persaingan dan kualitas bahan makanan jadi yang diolah di pabrik dan dipasarkan di pasar tradisional membuat Acim tidak boleh menyerah. Alhasil,kini pabrik pengolahan tahu miliknya mampu memproduksi sedikitnya 6 kuintal tahu per hari untuk dipasarkan di rekanannya di pasar Ciputat dan sekitarnya. Lebih dari 1.000 tahu putih ukuran besar dan 790 tahu ukuran kecil yang biasanya dikonsumsi di rumah tangga dihasilkan dari pabrik kecil miliknya. Tentu saja, kuantitas ini harus dibayar cukup mahal.

Biaya produksi dalam sehari mencapai Rp5 juta. Biaya itu tidak hanya dipergunakan untuk membeli bahan dasar pengolahan tahu, biaya proses pengolahan,dan upah bagi para pekerjanya. Jika sehari saja biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp5 juta,maka selama kurun waktu satu bulan, dana sebesar Rp150 juta harus dikeluarkan untuk memproduksi tahu-tahu berkualitas dan bergizi tinggi. Keuntungan yang didapatnya pun terbilang sudah cukup besar baginya. Jika pada awalnya hanya meraup keuntungan Rp300.000 per hari, kini omzetnya jauh di atas itu. Sayangnya, dia enggan menyebutkan omzet yang didapatnya kini.

”Yang jelas bisa untuk menutupi biaya produksi dan bisa membayar cicilan utang ke bank,” katanya sambil tersenyum. Untuk mendistribusikan hasil pengolahannya, Acim juga memiliki sebuah mobil operasional berjenis pikap yang siap mengantarnya ke pasar tradisional setiap malam. Salah satu kebanggaannya dengan bisnis ini, Acim sudah berhasil mengantarkan anaknya menjalani proses pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi di Kota Bandung.

Setiap usaha menuju kesuksesan kerap menemui hambatan. Begitu pula yang terjadi pada bisnis industri pengolahan bahan makanan yang dirintis Acim.

Langkahnya menapaki dunia usaha tidak berjalan mulus. Insiden kebakaran yang melanda pabrik tahu miliknya adalah duka terdalam selama dia menjalankan bisnis ini. Amukan si jago merah pada 2005 silam membumihanguskan seluruh bangunan pabrik tahu beserta isinya. Beruntung, rumah tinggalnya yang persis berdampingan dengan pabrik itu tidak ikut habis terbakar. ”Semua ludes dan tidak bersisa. Yang tersisa hanya pakaian yang menempel di badan saja. Ini cobaan terberat selama saya menjalankan usaha ini,” kenang Acim. Kebakaran yang terjadi lima tahun silam bermula karena mampetnya minyak tanah dalam tungku sehingga membuat api di tungku uap membesar dan melahap seluruh barang di dalamnya.

Kerja keras Acim pun seolah habis tidak bersisa. Akibat insiden amukan si jago merah tersebut, Acim mengalami kerugian sekitar Rp100 juta,angka yang cukup besar baginya. Pascakebakaran,tentu saja semua harus dimulai dari awal lagi. Acim mulai mengumpulkan modal untuk melanjutkan usahanya. Acim pun menggadaikan mobil operasional miliknya untuk mendapatkan dana Rp35 juta. ”Waktu itu tidak berutang lagi karena dibantu oleh saudara-saudara saya yang menyumbangkan barang-barang berharga untuk modal saya.Dari saudara-saudara,saya dapat Rp30 juta,”papar Acim. Tidak mau menyerah dengan keadaan, Acim mulai merangkai kembali usahanya.Tragedi kebakaran tersebut justru semakin memperbesar usahanya.

Bangunan pabrik yang semula hanya 100 meter persegi kini diperlebar hingga menjadi 200 meter persegi.Bangunan pabrik miliknya terlihat lebih luas dan bisa dipergunakan untuk memaksimalkan produksi tahu.Selain itu,dia juga berhasil menebus kembali mobil operasional yang digadaikan untuk memulai usaha pascakebakaran. Bahkan, kini Acim sudah terlihat lebih maju beberapa langkah. Pada sepetak lahan di depan pabriknya, terparkir sebuah mobil keluarga. Meskipun dibeli dengan mencicil Rp4,5 juta per bulan, mobil itu seolah menjadi bukti keberhasilan kerja keras Acim

Kisah Sang Pecandu Narkoba

Beberapa saat lalu kita dikejutkan oleh tertangkapnya lagi seorang artis karena kedapatan mengkonsumsi narkoba . Padahal sebelumnya sang artis pernah tertangkap juga dengan kasus yang sama. Hukuman kali ini mungkin akan lebih berat karena selain mengkonsumsi, sang artis diduga mengedarkan barang haram tersebut ke sesama artis.
Sebelumnya kita juga mendengar, salah seorang vokalis band papan atas di negri ini, tertangkap tangan kedapatan sedang mengkonsumsi narkoba di suatu tempat. Kasusnya sudah masuk peradilan dan sang vokalis diganjar hukuman satu tahun. Cerita tentang narkoba dan sisi-sisi negatifnya terlalu sering kita dengar melalui banyak media. Apa yang membuat seseorang sulit keluar dari kecanduannya walau dia sudah mengikuti proses rehabilitasi, saya sendiri belum bisa menjawabnya.

Saya ada sedikit cerita tentang kisah seorang pencandu narkoba yang sadar setelah mengalami kejadian luar biasa dalam hidupnya, kisah saya dengar dari suatu media komunikasi audio yaitu radio.
Sebenarnya bisa dibilang dia anak baik-baik, tapi mungkin karena pergaulan yang salah membuatnya terjerumus ke limbah dosa tersebut. Bisa di bilang dia cerdas di sekolahnya dan prestasinya cukup baik sebelum terjerat narkoba. Singkat cerita akhirnya sang orang tua tahu bahwa sang anak kesayangan mereka sudah terjerumus ke limbah dosa yang dibenci Tuhan yaitu narkoba. Kedua orang tuanya akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya masing-masing untuk lebih berkonsentrasi demi mengembalikan sang anak ke Jalan yang benar .

Satu persatu harta benda dari kedua orang tuanya terjual, dari rumah yang tadinya ada tiga menjadi hanya bisa mengontrakdi tempat yang kurang layak. Dari mobil yang jumlahnya tiga hingga hanya bisa menggunakan angkutan umum. Si anak sempet sadar untuk kembali ke jalan yang benar dan di sekolahkan diluar kota, tapi kekejaman narkoba memang tiada batas. Sang anak kembali ke pergaulan yang salah akibat masih berhubungan dengan sesama teman pencandu narkoba. Harta, pikiran, tenaga semakin tercurah untuk untuk meluruskan jalan yang kembali berbelok dari sang anak.

Sampai pada suatu titik dimana orangtuanya tak mampu lagi menolong sang anak akibat keduanya menghadap sang khalik, sungguh tragis. Tapi pada akhirnya proses kematian kedua orangtuanya lah yang membuat sang anak sadar dari ketergantungan pada obat terlarang. Terkadang Pukulan yang sangat Berat dari sang khalik kepada hambanya yang melenceng baru akan menyadarkan hambanya dari ketidaksadaran. Semoga bisa jadi inspiras

Menganggap Pergaulan Bebas Itu Biasa

Dilihat dari pengalaman, peringatan valentine adalah musuh kesekian untuk para remaja. Sebenarnya tidak hanya pada perayaan tahun baru dan hari valentine mereka melakukan pergaulan bebas, di hari biasa pun kerap dilakukan.

Dan, kasus ini angkanya terus meningkat. Apakah generasi muda seperti itu yang kita inginkan? Jika itu yang akan terjadi pada keluarga dekat kita, apa yang harus kita lakukan? apakah hanya berdiam diri?

Maraknya perilaku pergaulan bebas di kalangkan remaja terjadi karena sistem yang menghalalkan segala cara. Islam sudah mengatur seluruh aspek kehidupan dari bangun tidur sampai bangun negara dan masuk WC sampai masuk politik. Jadi, jangan anggap sepele.

Makanya, pergaulan bebas sekarang terjadi kurangnya pendidikan agama yang kuat dari keluarga. Orangtua yang tersibukkan mencari uang, tidak terpedulikan lagi bagaimana anak tersebut dididik.

Sudah sewajarnya orangtua memperhatikan pergaulan anak. Mereka mengumbar kemesraan di jalan dan tidak tahu malu walaupun bukan muhrim. Anggapan masyarakat pun kian hari mengatakan itu sudah biasa karena tidak ada yang menegur dan yang terpenting adalah terjadinya perilaku pergaulan bebas itu dikarenakan adanya fasilitas media.

Oleh karena itu, didiklah anak-anak kita dengan pena- naman akidah yang kuat. Orangtua yang selalu perha- tian dengan anaknya dan anak sudah terdidik dengan pemahaman Islam yang kuat mereka bisa memilih yang  mana yang baik dan buruk.

Arti Valentine Menurut Islam

Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun.
Perayaan Valentine’s Say adalah Bagian dari Syiar Agama Nasrani
Valentine’s Day menurut literatur ilmiyah yang kita dapat menunjukkan bahwa perayaan itu bagian dari simbol agama Nasrani.
Bahkan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya berasal ari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine’s Day.
The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari .
Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis dari Romawi kuno.
Katakanlah: Hai orang-orang non muslim. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.
Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Sehingga seharusnya pihak MUI pun mengharamkan perayaan Valentine ini sebagaimana haramnya pelaksanaan Natal bersama. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal masih jelas dan tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam.
Mengingat bahwa masalah ini bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain.
Valentine Berasal dari Budaya Syirik.
Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”.
Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid ” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari.
Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini.
Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka,
naudzu billahi min zalik.
Semangat valentine adalah Semangat Berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.
Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan kegiatan pribadi suami dan istriual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa.
Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.
Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah.
Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks?
Di dalam syair lagu romantis barat yang juga melanda begitu banyak lagu pop di negeri ini, ungkapan make love ini bertaburan di sana sini. Buat orang barat, berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang. Bahkan berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang.
Bahkan para orang tua pun tidak punya hak untuk menghalangi anak-anak mereka dari berzina dengan teman-temannya. Di barat, zina dilakukan oleh siapa saja, tidak selalu Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

Kisah Cinta Segi Tiga

data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhQSERUUEhQUFRQVFxgVGBcVFBUUFxgXGBUVFRUUFxcYHCYeGBkjGhcUHy8gIycpLCwsFR4xNTAqNSYrLCkBCQoKDgwOGg8PGikfHB8pKSkpKSksKSwpKSkpKSkpKSkpKSkpKSwpKSkpKSwpKSksLCwpKSwsKSwsKSwpLCwsKf/AABEIAKEBOQMBIgACEQEDEQH/xAAcAAAABwEBAAAAAAAAAAAAAAAAAQIDBAUGBwj/xABTEAABAwIEAwQFBggJCAsAAAABAAIRAwQFEiExBkFREyJhcQcygZGxFEJSocHRFSMzYnOS0vAXNFNygpOy4fEWJDVEVFWiswglQ2NkdYOUo7TT/8QAGQEAAwEBAQAAAAAAAAAAAAAAAQIDAAQF/8QAIxEAAgICAgIDAQEBAAAAAAAAAAECEQMhEjETQQQyUSIUYf/aAAwDAQACEQMRAD8ArBhQYA0gTHWdUi5pgMLSDE+GqTe1XFrNI7rfbpunLHv0gHfSISydKiUVsqOxB6AA/Ul12Q12onQ7/BM3NQ5i3kCR5wp+DMa+4YI+a6QdRIaSElO9itkvCrNxb3g0tImCYI03AT7aAzN8IH1p7D8Rl+rGSAROXpyUkXhkdxm/0fFUhFditpkvHbZrXAjTMD5yI2VBe1MpcY0315eC1GKXOjZaD5iVU21cVagpupNykxJaeinLHcrDzXRlBXknlqjY6EHsAJGsyU7bUtfZoqMxdYNatc3NGu37hTnWgkaCPJRbG4awZYg/EqwokVHREEagoS6GSBUwVzgHNc1ojYuDdQd4WL4g4gFN/ZU3B7pgunM0RuAtHxxeilQa4mO6QIG5zLj1a7Jdm5zKFeisVo0d7xJVEDOfEAkKXh3GJzQ8COcLHuujJPVN9otwQx2cPzUA5ms/OHLZQBWmZ+raVQcEY8RSqUSd9W+HVX9OoQD0iOS1kZaYq17ztRIMTpA1V/8AJ5b3WkZepmfIrPWz9Y5+Svra7ax2WTDtRPw8kFt7MMvw3OQ5whoEZdZPmhRsIjMYk6DfSVbmPcmampaASDM6bhU4IBTHAXh5Aq0gSdu0g67CE6eGqoOtWnv/ACmvlCrGVS65a5xJPaASdTo6NU9RqhtyXHYVCfrSvozJlW37+UeU7KfjltJbTDRDGjMQOZjQddEy2oC+fb7yrriGh6rp3EfBBR0NJmco4YahAcAwjY7AAdfFOYdhebN3mjIYku0PQhPVLSWvMnRoOnPWNU1bsinUJIAyiSTp6w3SNfpkrJP4KbJOZjhEQNT4FMPwdpIIa6PzVnb7jenbhwpDO52mYiBHIxy125rMYhxlWrDM55Y8adxzmgjxExK3LVJFfF+nQ2E9qA1zjHPr4EFHiGCGplcKjGabOdlJ9i5RTxysHA5y4jbMZW0wvGXXTKZcQalMFronYyWk8pRjp7BKGtF23h9w9avS1GnflSmWGRrQSHGCZbtueagutjlonT1CPbJVy9uVlMfmD4qypkCD2Ik6eCbuaAjTQ8lIqOAlZ+reODp3E89FqS0axy0vWgVC4S7QAHn1VbUcXEu19ik39UkZg2CenxUV7hECfFJo0nYVKdwOcdVJ+WP+kPc1NXpa0NDebQTqSJKjZh4e4LUA0dSux5aADAEAHwTtvTjSIAPv6qHiuHkObGu+3nspFJ9Qlpjuk6g8tFpLdlImarvAJidz8Vc8Psb8oaWzo18n+iVTV6ZDnaGMx1Pmp+B3jadSXzEEaCd0xOWi7sqzR67TMRmHxI5rR0LWm0tGQuLqQfmzRqRMRyVPh1xaVO63tZ5yQPdKnYhTPdNFxDmjLLiNAAQAIW6FUeWixuqQNIuYCDtqZ1iVS2uJDOxgOcyS522uU6DwVq/F6Yp9k8nMRJIg6ka68lnKd5aUzLXPLhtITXaIOFSM3WrOBPMzGym4c6THgoFd0kkfSJ8d1ZYOx0ue/aNz5pH0dUNkxxb2h157eKW0EOnOfeVmsa4ppU6juy75n1jt7FVHjetMgj3BBS0VUP00HpFqufa0tCAx0OPgZj6yualaPFeNKtcFtQNNNwgtAiCPnA9VnXgToihqoSgggiYueFbrJc0yRIzCR4bLpVw0Oc4jYawuc8I2PaVwOTRnPkDsuj12ZaQcD3nEyOgB01UJrYZVxQdAtMksgkSDJ0130RvqgnRsjlorSzoB7TJiGydBPkmWYYHsc5hlzDpHMdY8ksdsk0OWly5zJf8AVzgKRQfMu+juJ9uiULLtKQc10Ejp70i2wx4Abn5ydOS6hUiJRoUg8PFN8gz63OZSbs0tT2ZaSZkknUq+ZhTQPX+pUnEFuAIBkTv71mZdjmHUDUBc2ImPcrvGnF7W5QSWj7lX8NFooNAPM81bdq3qPelUq0O42VdnQcQRUbodDodR18FVceUmUrJ2Q5S5zRuZImSFqO2b9Ie9ZL0hYfTqW7qrqgBpN/FidMxI5cyRp7UG7DFUzkNTWUg7Ty6purVK09o1tW3ptDZjR33x7ipt8FbOqEfI6Rmm1BK0PDHFJsy4tYx2b1i4AmOmvJV1G0NG5AIzAHz7p5rXYfg1E3LHVgDSPIgZc3zc3hKEmnr9GjBpN/ha4TxjSuqgb8lc5wBH4okATuTrlA3VrXv9AAzKG90CfM7lW1vTpsGVgY0dGgD6goF/ghdJa/fWICrBUceR2yNUd3Mx2Krbe3EnQFvv19qtLfBHHuvqEjpAU5uBNHz/AKlQi0Z+pWBBHZ7iM3TyCqKJyE5mgyNj8VsquANOnafUFmsdpta6GkujfSNUrQV0VlZ0jYQNvuSOzP0R7la4Rg/ay50tHL7VYfgln0x7kKsxGZxWTtSb13VhQvzVp5sgBBiJ0jrKoq9ANcMo0ygxz11U/CszmuBADATIO+oRa0NF7KnFcUc7M3K0CeQ6HqmRiIgS1ugjmJ8Sl4jYNa45ToTp71ByHmNPqW9ALHC8WNJ3da1xPJ0wrujxM90DI0SfFZq0c3N3tF0Hhngprqba9yS1ju81jdHOG4cT80LNpLYY36K5lYvNRzhEN7vuKyAeV1+8srSnReRQk91rQS5xJeQJPgN/Yuf4xhdy6pltLYhgJguyCfPM4FS/0Qegx+PL7FE6pAnYDWVQ4zj7n90OIb0AInzKveIOEr4tzOok/o4d8NFhazXAkOkEGCDoQehCZNS6KqPFCS9FmSUE4A0JRIwFjC6dAuOiurDh/NBcUzh2Gncq9o3DmjQBTmpvotjcFuRecKWLKVTKB6wiVpfxjSXlrYIIMjQeQWFoY5VYQW5QRt3ZV5hvFleo8CoA4fRAaxvmTySQxyX2BmlGf1NJQvnwQ1rNBG2sHp4qvtq1Rjnbd4bHb/FX1JtJwllUMcRqDqPY4Ji5w4iCQHCdHNOYe/kqRgczTQxTxms0ANbTAHLL/ehVxys0B3dBJy7eEpLkzcxlb/O+xVaoWxkcZVSPm9PV1VbiGLurRIE+AhIs7/NUDOzZE9CpQpse8d1oAPX3KbYyLjhy1/EiepRXFuc5gHfkrHBwOz7u0nfdFb4dWrVnNpA76nZo8yl9jMrH2xjYrAekW7LXspagRmI6nYLvNn6Pqcfj6tR5O4DsjR4CNVEx/gSydRcw0WmRAeTmeOkOOqZRZjy62mSR4rVYVYPpt1PuV7X4WbReWOHqnTy5FIuG6QFyZsl/yen8fGo/0HbMaTmMTESlXAmGzEkayB9Z2UKlb1Dq0Ex0U/CLY1q3ZPboGlzgekEDz1hSV2dDca7LEcRupEsa1kNOUEiSQOczqn2cU1iBDWQfBVFNrqVBjn0mOBkAk97cwSOQUo1A7syGhst2C9HG+SPEyxcZMl1uL6jIzhgkwIbJ+KUeJa5OjWjnq3lyO6b+TsALnuaDTh2U6nUGPLqlUaravqOaXNElmxAPxQcqlRRYXw5Dn4cuImGR/N/vUG+vqlVhDgwRqIEKUCYjTbNHgo9QaJ2tHOnuhmjjVWmwNAZAEDuqP+FKv5vuTtSANYHmms/ksujUP3Tx2gP5o0HLwUht85g7lMvJImOQhVQp6gZoLjC0OCkUnul7S7LoNyOUrNroaKbZSYlVD6oyVGjm7p/ioeE0JcZeHCHd0mDqOQO/sVbVGWq9p+k73glP4PQz12NJjXQ+O6NUbt0jccL8BZsta6GWmDmazftBrGb6ImD4raXl2XHw5dIUW2vHuoMznU7aR3Ro3bySqNYbO0Xm5slui8YUPVQHAHMAQIIPNIt2zrEgdYEnx8Ezc2wBzZmgctUwa0jo34rkbSZbdUWhvQTJh0czo0eDR18VlMf4VtLkOIt6eYiXVG5mukc5CtR39NmjkpjW6QmxyknaYrS6PNV1SDXuAmA4gTvoY18U0uk+kzhANm6pAAT+MA03+cFzltIlevCSkrRFiFb4Zh8S5w15KPaWfXl8FbNriY+tOKSGhGHJhr5nogak7Imof7UpQuD1TDW8yjbrryCwSbTxB45lW2GcTVaZ0cfsWcD58kplRAB06hfNrtLmgB43A2PUgdUxXYS0aH1hyPRZDB8ZNJ4MwDp5HkffC3TiarQ5ofLgDlaXHWNY8JWbFcTNWOFVRVBNNwE7wp1paua53aN6ET5p6pbVMpltQHxDvtSbWxqPeGNBzO01nTqSkkZLZs+GMP7QF2WWB3WJPSfitC2qaYhpa0dGgAfefNV1njVCmxtu05S0RLohzuZnrPVJr1CqY0mgyTTJ1XHnAQqu4xIuMk7qHdXMKAbmSmbSejU2HiuEi5pkDSo2cp+wrC08PcXlru4RoZ69AuhU9B7FDxbhbtG9uHEOABd4DqR08Vz5ccZbZfHllFNIyNGlDsu0aJjGHdnUovBLczHMcW7xqPtUvOBUMjyCi4zVa+m0D1mz5xzhDJH+dC/GneT+iDY3LWz2moPr5joG/Rb+crllmamU2zXVKbGSXERljkfLwWVNjmOpkbrqvBzhSw18eqc5PtAaB7oUcL3R2/IitM59RObtCTIc7r4BJtxlrBwgaQefPwVjiNiKRa1sa6nSRJE6JnDKLTUOYAjL0hUbpnYlHx2WjKOeoIeBLYiJ356Jm6p5HZTqSCBEnXyVdXEEQTBnnrurfhnGnUbgOdrmhswJjb7kY5Hy4kcvxMfh8kRqxwRtZ2dzg3szADhoTvr5Kx/Ab/8AuP1gr3iW1BeDABcJMCJ6e1U3YH6Tvcuv/PJ7R4f+iMXTMK+4cY0GmqnYfihpONSo2RoJAHuSal7btIIYSwx3iHN1gFw10MeCkVL+2gMMFp1I1GvLX7EqpbCk7ozdzch1ZzwNCS73qfwy8Ou6Ldsz8snxBhXVHCqJoOfSYXFzXNHKHaxM8lE4U4Vq/KaL6jYpsdncZHzNQPfCnLJrY6x00dTfT1A2gAe5M16lIDvOHsTFeoSTruo4oz81ePOTbdHYkvYT7pk9xhd4k6JGRztXGAPYEuo9rBqfYNVSXeNFzgMpDPJScX2yi3pIv6VZoj6vFSa101olxDVzm5xq5FQPaBlbPdPMHy2Uy2xbte8TJO88vBVUWOsFlxxHf0qtF7MrnAg8gPiVyChSy6dDC6g5srD8SWPZ1QQO68fWP3HuXb8d0+JLNhUVaKztYdr4fehRdPtKhVK2vt+xSaTtI/eF2nGTGvnTkPrTrTprsmAQBrty8UHP5u25N+9Yw+Dm1OjR9aJ1bMYGgTGYuKdkN81jDkwilIBnUoyVgjpfLSPD/BbjAcaqG0aaZIe08vASFgS2WnyJWm4FqF7KrBrEGPDY/WlZjX0L+tcvBqeudzqBA5mNIUm+xFtJpZRkT6z5JJ8NeSZaG06eSSCdSZ38PJUmJXwmOS48mX0jswYPbE3F0Sd1bYDxeQ4UKxnNpTf4/Qd9h9iyNe9ASKVEvc1xmGuDob6wgyClwOaeiufx1vs3F/iPeIbqf35p6wdzO/nsqmyshGdsvB1zNMGecjqra2rnq7+kxpPvXoJezzbJ7j7t/wC8q0biGV7Du2Mrh1BGoVOKhPX2wEurU+9Bqwx0UmNYcGVXAAZTq0xBynUfv4KhuMKcXggjTktZxE1vyZlYglzHBjiIgNdMT/S0nxWUuMSLQSwQ+CWGAdY00QfVGUHdogvsBnInQOK37GllqxoBLJDj3vWMAwTybpsuRUOJ3hp7Rji7XvAQJ6noukUuIO3w6kActRzQHwAMpyxDZ6/auPg4uzu8nJUZPFOKqdSoTDhr7gp2CXbXPBEkOECeesLNX3DbmujN7xB+pWrsR7FrMjCC3QOgQTJJgcl0tRekNHNJRfLo0VlgIuO0cHFopyIjxU284eNBjKjCXEnvSJABGh9hAVPhWPVBTqFp7sScoEydTPVW9vxBVe00nMe9z2FrWlpHkY66gqi4Rd+zklnyTjxb0W11Vc9rC465duii9p4n3Kte65pNd2odmGjQ8awBrsqr/Kqv+Z+qV3R+TDikeXP48rs6He8LWdMdjUqHK1sdmXucADtyOv1qodwVhQHMj+c/71kauN1Kj3Oe4kucTqeZ3P2exN1MQaNXO28V4nmk+j2v88e5GkpfI7XtW0n1HCpAAgdyNxJ3S6PE7GtLWsIB11d18lzy64rYHEDUdQjpcV0juSPMJZLI90VisS1ZvncRdGj2klR6uOuPOFj28RUj88Jz8KsPzx71NxkvRRKBoXX5PNMVbjxVE/Em8nKFdYwRzCFN+hlxRb3F4NVWU73s6k/NO/3qrr40OShVsTnkqRxSfYJZoR9nSLW5BCj47hPyillbGbds6CfHwWXwHH47j+WxPPwWrsMRa7YpWpY5G5LLHRkeNeEfkFxTp9oagdSZU7TLla5xnMKZ+c0aKopXHRsnlO/mun41bm5tTQz92Q9sw7K4c2zsDzAXMsRsatBxY/u9CBo4dQV3Y8ikedkxuAfawZOrvqCXTE6n3qC2pG0e0SlGqeZn4KlkeSJ4r8m6+KU2keagi6dyMexEa7vpFazckWSJzoVf8od9I/D4IfKD1PtRByRPzktIaJc6GgDmSYXQOE8F+S0iXGajx3ugH0R96yfBVDtKxcRpT70/nGQPqn3raXt1C5c2StI7MEL2HfXk6KpFka5dDsrW7mJk9B4qDimLBoMlRGceNbQFNluQ4al/bTmdzdly6cualhgpSt9Fc+XhGl2WTcJpkFrSS8bgmS7xClWNEGGVBr81+0/mu8VkK3FVQuDg1ocDMjdOv41rGZayD4fX5r0FxR5rm32bWm99tUDge4dHSJGukuAVuzFWzDhkPlmYfEFc4HHlcjLlpuERBEkjxSWcb1mjLkZHIa6eSPJAs6xSeTq4fcmL3E2B4a5wad9TyXN6fpHuAIysPvSXcbtc7NUtQ5x3Pbvb8Akb/B017OtYRj1s12WrD2PGUjLIOum+m6u+JLCzoWjqzaNPMRDCGjc7RC4gOPaY2sm/+4qfcrB3FdW4pNpmW0hD2szF2WZ0zHcBc+TknZ04+MumIqtDmvH0gRt1Xb8C4Ntha0AKbZDGGTvmyjvea4afVPU6BekbIFlNgiYa0cuQAUoybdDZVSTRieOeG6VGj8qMl1IjQNHeBIGV3gm+B+Dre4oGrcUmvzvcWB091o00+tXvGmE1Ly37FgjvAnMe64Dkcuu8H2KVwhhr7a2ZRqQSyYI1EEkga6p69kubriF/kNZZcooNA6AuA9wKXQ4OtmOzMpgO2zS4n3kq57RDtFrYlGKxz0cmrW7WhcPpOMBwM1GwOTQfVkaFJ/g2/Oof1H9622dDOjyDxOUcS+iSsarnWb6Qa8+q+W9mDvETm5nkuPcc4UbW+rW5eX9kWiTzJptcTHmV65XnL0wcMVPwpWqh1INq5HDNVa12jGtPd3GyOOKT0GeSTVHNYQhWL8EePnUj5VWlRq1i5u5b7HA/BWIEchBwECN+aBSXrIKYAT1PvRkIgltWC5MACBCl21kH71KbP5xP2BTqfDgO11a+17v2VhSnaYVvhONZDD9PH70o8NAf63afru/ZRf5OiY+VWn9YfuSyipdlMeRwejY2OICBBkKRf2lO5ZlqCeh5g9QsTSovtxIuLdw17jahcTG0COas8N4paYDu6fHb2FczxSjuJ6Ec0MiplLjHD9S3OozU+TwPj0KrAuo0bxr2wYIO/MFZfH+D8oNS3kt3LNyP5v3K0MiepHJl+PW4mWlHKQZBgiD0Oh9yEqxzcRUoi5E1pJAAJJ5DU+5abh7hKo6o2pXYWUmw7vaF0agAboNpK2GMG3Ro+GMP+T2zcwh7++7wnYe5R8cxMMaSVYX9+NTsFnbmxoXMF99RpfmOY8kancjRcSi8kj1G1ih/0y91eOqOk7dE2tOeErUD/Sdv+o/71TXGGsae7Xpv8WgrtSS6PLm3J2yCiKlttmRrVA8mE/akPoM/lP8Agd96xNEelUhyGaUQT9vSYfXfk6dwvn3HRYcaQVlQsqBPeuDlg6ikZnkIzbJVthtFzwH3DWNJ1dlnKOsfO96wtFWtFZPhlM/mQfYprOE8PLTGKszfNBoFgnkCS8x5qlJczu7gaBzSHNI6gjcJJqy2J8Wa/hm1+UXVGmNnVGg+UyfqBXo4BedfRTiVOnf03VjlAa4jT50QPtXbrzji0pAGpWYwHbM4CfYoqDTK5MibLwhFCyQ9KdiTArNPkZV/hWOUbhs0nh3t1RqhOSJwBQyoShKAwcIQilCVjbE515w9O7IxY+NGkf7Q+xeisy8/en2j/wBY03Qe9btH6r3D7U2N7BkWjmaJLNM9D5wUiFY5wkT0aJ6ZDoIJabCcCDAw0IRShmCAocIoT1C3dU0Y1ziPotLvgE9+CK38jVj9G/7kTEQIijCJYJItr97PVeR9YWowTjE+rVjz5FY+UJSSimWjllE6RcYvbO/KMaf6I+5VNxhlrcfkwaRb84AZfLxWWo4g4aHvDod/erbDLpgOhEbjNqR4Ac1NxlHaOuMoZNUarBMPo0GzTbLub3auPl0Ck3mIGNSqW2vidGyR9I6e4KJimLBoMnXkPFRfKTo6KjjVkPHsU3aDqfqCzyeyue7QOc49AT8E9Swqs7RtGq4+FN5+xdUY8VSPMzZHOVkWEamnA7kb29f+pqfcmK1o9hh7HtPRzS34pznpjKS5PfJXdPrH3pFSgRv8QsFDbXISiaEcLDCgUoJsJeZAVoUFf2eKNDWg0mGABq1Z5rk/SrKkBGjoHDGP2tOpmq29KY0OWCD4exXl5i2FVnZ6tvTc48yXz5b6Llja6V2xRcUwJtaNziFPDD+Solv82rUH2o8Lb2L21bG4dTqNMinVMsd1YXePisO24T1O9iN0eOqF3dnqvC77t6LKm2YAkdDzHvUtcg9EHGh7Q2lVxLXa0yeTubfaF1oVCDrEcoXDNcXR3Y5ckLJR5fFFKEpRxkELk/pg44rWd1Sp0msLXUs+szOYjcctPrXSjbgzBIzTqCeYiR0XFPTvZlla0kl34p7ZO5yuG/jqmx/Y2T6mTxD0iXVWQXANIgtaXQfOSs9WuS7ePYkEIoXSctiUTkohIcFgoIJcpLUuEWZkzDMWfQcXUwyT9Jgd8Vc/wiXcRNKPCk0LNIIAs0zPSNetPdqBvk2PgU6PSjiAECtofBZRBY1k/EccrV47V2aNtIUCEaCBrE5UA1KQWs1icqVTMEEaEIIpWCm0WFXF3nmTpz/uUF7yTJ3SUa1JdDSySl2PUb17PVcWnw0UhmPXA2rVB5OIUKEJHVYnZOfj9wd69U/03feo1S9e71nOd5mfimZHUIImDcZSSlIiEDCWbpQSWDVBqLHYsun2Ig3wTxtyiFIoWLTEA+AR0ko0vFJptTRA0x2fFGNeaSWoNCpYKHCYhAOOYJqpUSqM7ndAFF1g+ImlVZUadWODh7CvUOFYi24osqtOj2g+2NV5Lov1XafRJxP3G27zuS1sn5wGYN9on9VQzL2VxOnR1RwG/OEx8qd9A/rN+9DOhnXKdRFZcjmZPlCpeJ+F7S+ym6pmp2QcWw57CJjMJaRMwFoqcciCnC1u0j9+iylTDKjzbc4xgwJDcPriJGtw/UjTXvrG3dYOe4sbkaSSGgk5RyEndek6voewpzi51DUkkxXrRJOvz9PJI/gdwn/Z/fXr6/8AyLo80Tn4HmjMUOS7F6W+CsOsbNrragGVn1WsDu0qvgBpe4Q5xGsQuQUmyR4kfGFSMlJWhWqG5R5ipFzbhriOQMe4xK9BcG+jDDqmH21StatdUfRY9xL6oLnObJ0DtN1pTSDxPOuYoFxXqI+ijCtvkbP6yrp/xrjHph4RpWN40W7MlCpTDmiXO7zTDxLiT9E780IzUjcTKYLeUadVrq9M1WAyWTAPgdVrRxhhf+7B+ufvWAW19FOG2txeijeUxUa8Q0F72d7WIyEEqgtCMU4tsnNIt8OpU3ERme7PE840hZHOvTjvRFhB0baief424/bTjfRHhI3tmfr1v21LyIPE8xCqOiV2rehXpkeiPCP9lbv/ACtf9tc+9LPBdlamgLaiGZg+Yc8yREbuKKkmZxo5KarehRdqOimVLVs+qpVphzHGC2Z8/JOBIqHVOgSMy9O4T6M8MNCkTa0nE02kk5zJLRJ9ZT2+jjDB/qdv+oT8SpvIh+J5gwq+ZTqNdUp9q0EEsLoBjkdDotf/AAiWn+6LX9Yf/mu5D0d4bp/mVuf/AE04fR7hsfxK3/qR9yHlQPGcIPpHtuWFWo9o/YVTjvGLLinkZaW9EEzmY0ZtOhgL0X/B/h2kWdsANwaDDPtIRWvo8w5k/wCaW7pM96gx0eUt0Hgj5UbgjyiXI+2PVetm8H2A2s7UT/4dm/X1UdThKwcwtNtbwQWnLRYNxB1A0KHlQeB5KZqiz6R8FpmYRSNyylEU3X3YRJns+0DYnfY77r0hZcIWNJgY21t4aIH4lrjHUktknxKZzSBR5JzDqjDh1K9e/wCT1n/s1vH6Bn7KcPD1rM/J6H9Sz9lJ5V+Bo8n4JhLrquyhRh1WoSGgnKCQC4yTtoCti30OYlzt2/11OPjK9CW+GW7CHMpUmuGzm0mtI5bhsqYSllk/DUcBwf0QOe8tr1qbS31m0znI/pGBO/VWnHPoytbSwfWoseKlPKS91QvkTB7sxr5LsxDRry5kDX2qu4msm17O4pbh9J4G++UkfWAki5N7HdVo8k1WiZ5fag1xT9WjuDoWj/FRwV2I52OMMK8wXEnUySww4ZXtPRzDI+1UQKk2lWCEWrQvTPTfD2M/LbWnWpmMw1ykaOGj2mQeasfklT6bv+D9hcj9DnE/Y3D7RzoZX7zJ1AqgbeAIH1LtXaO6t9xXFONM6oztAo+qPNOtRIKDHYT/AL0bdwgggIzkn/SG/i1t+md/yyuF2+48x8QiQXfi+pOXZIxL8o72r1vwt/ErX9BT/wCW1BBJl6HLOnu5cg/6R35G0/SP/soIJcf2AcGWp9Gn+k7X9K34oILqFPUx/Ku9ikBBBcLKmcx78qP5n2rnnpd/J23k/wCLUEE+PsEujlFXdS7L12/v1QQXS+hEepsF/i1D9FT/ALAUzkUEFyPscQ7YexLdzQQWMGE2zcoILIC7FP8AURUth5o0EPZjzKP47b/+Zu/+w1emG+t7EEFbJ6Mg+vtS6PqokFNGYQ+xB3rNQQQ9gFHc/vyUf/s3+Tv7JRIJo9h9Hk2/9d/t/tFVjkEF1R6JC27BPUt0EE4rNDwv/HrX9NS/5jV6eQQXNk7KY/qf/9k=Pagi belum lagi membuka matanya. Masih gelap di luar.

DEE merapatkan diri pada suaminya. Kuti dengan segera mengerti, istrinya ingin dipeluk. Dan dia tak pernah keberatan untuk meluluskan keinginan itu.

Dengan senang hati, Dee menikmati kehangatan pelukan suaminya.

Lalu, tiba- tiba saja dia teringat pada sebuah film yang ditontonnya di televisi kemarin malam..

“ ‘yang… “ Dee mengajak Kuti mengobrol

“ Mmm… “ jawab Kuti

“ Membuat pilihan itu memang tidak pernah mudah, ya… “ kata istrinya.

Kuti melirik sang istri. Mencoba menebak, mengapa istrinya mengajaknya bicara tentang sebuah pilihan.

“ Ya, “ jawab Kuti, “ Tidak mudah terutama kalau pilihannya sulit. Dua- duanya menyenangkan, misalnya, atau keduanya tidak menyenangkan… “

Dee mengangguk.

“ Itu… seperti yang di film kemarin itu…”

Film?

Oh, Kuti mengerti kini. Walau dia sendiri hanya melihat sekilas- sekilas apa yang ditayangkan di televisi, dia dapat menangkap jalan ceritanya.

Ada bumbu cerita cinta segitiga dalam film itu. Melibatkan dua orang gadis dan seorang pemuda lajang. Ada rencana pernikahan yang terhambat karena lebih dari dua orang yang terlibat dan pilihan siapa yang akan menikah dengan siapa menjadi rumit.

Terdengar suara Dee kembali berkata- kata

“ Itu sebabnya ‘yang, selama ini aku tak pernah percaya pada faham ‘selama janur kuning belum melengkung’ itu… “

Kuti tersenyum.

Bahwa istrinya tak sependapat dengan faham ‘selama janur kuning belum melengkung’ bagi para lajang atau faham populer lain ‘ everything is fair in love and war’, tentu saja Kuti sudah tahu sejak lama.

Ribuan kali Dee mengatakan hal itu.

Ribuan kali pula Dee selalu mengatakan bahwa menurut pendapatnya, selalu ada batas antara yang fair dan tidak. Sebab menurutnya, selalu ada aturan tentang suatu kepantasan.

‘Sepanjang janur kuning belum melengkung’ menurut Dee adalah pendapat yang kurang tepat. Dalam hubungan antar manusia yang melibatkan rasa, maka setiap orang harus mempertimbangkan kepentingan orang lain serta menghormati komitmen yang pernah diberikan.

“ Pada akhirnya, “ terdengar suara Dee, “ hubungan cinta segitiga seperti yang diceritakan dalam film itu hanya akan menyakiti semua pihak… “

“ Jika ketiganya adalah orang- orang baik yang halus perasaannya, maka kesakitan dan luka itu akan menjadi lebih dalam. Karena itulah, hal- hal seperti itu seharusnya dihindarkan sejak awal…” Dee melanjutkan komentarnya.

Kuti tersenyum.

“ Tapi tidak selalu mudah untuk mengendalikan perasaan Dee, “ kata Kuti, “ Kadang- kadang tanpa disadari, orang jatuh cinta begitu saja pada seseorang, dan jatuh cintanya dalam… Begitu saja terjadinya, tanpa rencana… “

Dee mengangguk.

“ Aku mengerti, “ katanya. “ Cinta memang bisa muncul begitu saja. Aku mengerti… Tapi… manusia juga diberi logika. Dan saat jatuh cinta, orang tak boleh membutakan diri dan mematikan nalarnya. Pada saat- saat seperti ini, logika seharusnya bisa berperan dan menjadi rem untuk mengendalikan tindakan… “

Ah… pikir Dee, membuat pilihan memang tak pernah mudah. Apalagi jika menyangkut urusan- urusan hati.

***

Suasana menjadi sunyi sejenak. Tak ada yang berkata- kata.

Dan setelah sekian lama, terdengar suara Kuti.

“ Dee, “ kata Kuti, “ Ingat nggak cerita yang kamu pernah tulis dulu? “

“ Yang mana? “ tanya Dee. Dia menulis banyak cerita, dan entah yang mana yang dimaksud suaminya.

“ Tentang seseorang yang mempertanyakan mengapa mereka tak dipertemukan lebih awal itu… “

Oh itu.

Dee mengangguk. Ya, tentu saja dia ingat cerita berseri itu. Ingat pula beberapa baris kalimat yang dia tuliskan ketika itu…

Long long time ago, in a galaxy far far away…

Suara ombak berdebur di pantai. Bintang gemerlapan di atas langit.

Dua hati, milik seorang gadis dan seorang lelaki gagah mempertanyakan hal yang sama : kalau saja mereka dipertemukan lebih dahulu, akankah ceritanya berbeda ?

Atau, haruskah saat ini, mereka berusaha merancang akhir kisah mereka sendiri ?

Bolehkah? Atau tidak?

“ Ingat nggak komentar aku dulu? “ kata Kuti lagi.

Dee mengingat- ingat apa kata sang suami tentang tulisan itu, dan dia tersenyum. Saat itu, sang suami  mengatakan bahwa tulisan Dee akan tampak aneh di jaman seperti ini. Dee menulis tentang seorang gadis lajang yang gelisah sekali sebab dia mencintai dan dicintai oleh seorang lelaki yang kebetulan telah memiliki kekasih, padahal…

“ Hari gini, Dee… “ kata Kuti, “ Orang banyak bicara tentang selingkuh dalam pernikahan, kamu masih nulis kegelisahan para lajang begitu. Yang mungkin sudah tak lagi dipikirkan oleh kebanyakan orang. Sebab saat lajang, bisa dikatakan orang masih tidak terikat secara formal, kan, walau dia memiliki kekasih. Artinya jika dia berpaling pada orang lainpun… “

Kuti membiarkan kalimatnya menggantung. Tapi bagaimanapun, Dee mengerti apa yang dimaksud. Dan Dee ingat bagaimana dia bersikeras bahwa bagaimanapun menurutnya hal itu tak dapat dibenarkan. Sebab tetap saja itu akan menyakiti hati seseorang.

“ Entahlah, “ kata Dee, “ Orang mungkin beda- beda. Tapi aku tak dapat membayangkan menikah dengan seseorang yang direbut dari kekasihnya seperti itu. Jangan- jangan sepanjang pernikahan ada perasaan bersalah yang akan terus menghantui? “

Ah, pikir Dee, menurutnya, bagaimanapun, selalu ada etika yang harus dipatuhi ketika orang dihadapkan pada pilihan dan langkah yang sulit. Dan seringkali keinginan harus dikalahkan untuk suatu kepatutan sikap.

Bagaimanapun, Dee selalu percaya, saat seseorang berusaha untuk meluruskan sikap, walau mungkin ada nyeri di hati, tak pernah hal tersebut menjadi sia- sia. Selalu ada jalan terang di depan. Selalu akan ada ganti yang lebih baik menanti…

***

Di luar, suara cericit burung terdengar. Pagi telah datang. Sebentar lagi mereka semua sudah harus kembali beraktivitas.

Tapi…

“ ‘yang… “ terdengar suara Dee

“ Ya? “ tanya Kuti

“ Sudah pagi. Tapi… “

“ Tapi apa? “ tanya suaminya

“ Jangan turun dulu dari tempat tidur. Peluk aku dulu sebentar lagi. Semenit lagiiii saja… “

Kuti tertawa. Dia memeluk istrinya lebih erat sambil diacak- acaknya rambut sang istri seraya tersenyum hangat penuh rasa sayang…

Keajaiban Istighfar di Tengah Gempa

Dalam gempa di Pakistan yang diketahui banyak orang, di mana korbannya mencapai ribuan, pertolongan Allah ‘Azza wa Jalla berkenan menyelamatkan seorang laki-laki dari kematian.
Pada saat gempa, dia berada di rumah sedang menyantap makanannya. Kemudian dia beranjak ke tempat tidurnya untuk sedikit istirahat. Saat dia terlentang di atas kasurnya, tiba-tiba gempa ganas terjadi. Kamar bergetar hebat, bahkan seluruh rumah. Atap di atasnya mulai retak dan dia melihatnya. Begitu dahsyatnya hingga dia tidak bisa bergerak dari tempatnya. Tembok-tembok kamar mulai berjatuhan di hadapan matanya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali beristighfar, mengucapkan, astaghfirullah… astaghfirullah… dan terus berkelanjutan sementara atap pun mulai jatuh.
Peristiwa ini terjadi begitu singkat, tidak lebih dari beberapa menit. Allah ‘Azza wa Jalla berkehendak menyelamatkan orang ini, dia menceritakan dirinya, “Atap yang terbuat dari tanah khurasan yang tebal benar-benar jatuh, akan tetapi -alhamdulillah- reruntuhannya jatuh di seluruh pojok ruangan kecuali tempat yang saya ada di sana. Saya bangkit dan segera keluar, saya pun memuji Allah Subhanallahu wa Ta’ala.”
Saya berkata, “Sungguh benar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam,

“Barangsiapa memperbanyak istighfar niscaya Allah membuatkannya dari setiap kesusahan ada jalan keluar dan dari setiap kesempitan ada penyelesaian serta diberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
> Kisah ini saya diceritakan oleh Ustadz Dr. Mubasysyir, seorang konsultan di rumah sakit Garda Nasional.

Sumber: Keajaiban Sedekah & Istighfar karya Hasan bin Ahmad bin Hasan Hammam (penerjemah Muhammad Iqbal, Lc & Jamaluddin), penerbit Darul Haq cet. V, Rajab 1429 H/Agustus 2008 M, hal. 143-144.

Kisah Cinta Anak Desa

http://klimg.com/kapanlagi.com//p/love300112_visualizeus.jpgAku lahir di Jakarta pada tanggal 29 April 1988, dan aku lahir dari keluarga yang termasuk menengah kebawah, namun aku tetap bersyukur aku dapat hidup dengan bahagia,walaupun tak sebahagia orang-orang menengah keatas, tapi aku yakin diluar sana banyak yang masih dibawah golonganku. pada saat usia balita,aku berpindah-pindah tempat tinggal, itu karena kedua orangtuaku ingin mencoba mencari rezeki yang lebih baik. walaupun mereka tidak berhasil tapi aku dan tumbuh hingga dewasa. pada saat usia sekolah aku pindah kekampung halaman ibuku, di sebuah desa kecil di kota kecil Banjarnegara, Jawa Tengah. Pada tahun 1994 aku sekolah di SDN Cendana II, tapi alhamdulillah aku dapat mengikuti pelajaran dengan baik, dan prestasiku juga lumayan bagus walaupun kadang aku lalai belajar dimasa SD inilah aku dapat mengeluarkan kemampuanku, kadang aku dipercaya oleh pihak sekolah untuk mengikuti berbagai lomba mata pelajaran,hingga aku berusia 12 tahun aku lulus disekolah itu dan hasilnya lumayan, aku mendapat nilai tertinggi kedua, nilai yang amat membahagiakan bagiku. 
 
pada tahu 2000 aku melanjutkan sekolah ke SLTP Negeri 5 kota Banjarnegara, tapi aku disana termasuk anak yang mempunyai prestasi yang biasa saja, mungkin disana banyak anak sekolah yang lebih pintar dariku, dan juga aku merasa kurang ada dukungan dari orang tua, karena orang tuaku masih mencari nafkah di kota Jakarta, saat aku menginjak kelas 2 aku mulai mmengagumi seorang wanita, walau prestasiku terbilang biasa saja, tapi teman-temanku bilang aku memiliki wajah yang lumayan tampan, aku mulai mendekati seorang wanita bernama wulan, dan dialah cinta pertamaku, tapi itu hanya berlangsung 3 bulan, terhitung aku pacaran hingga 3 kali berpacaran, selain wulan aku juga berpacaran dengan yunita dan nurul, pada saat itu aku dibilang cowok play boy hingga membuatku jera untuk berpacaran dan menginjak kelas 3 aku buang semua urusan cinta dan aku ber konsentrasi untu Ujian Nasional, karena saat kelas 2 nilai turun drastis, setahun kemudian pada tahun 2003 aku berhasil menamatkan sekolahku di SLTP N 5 Banjarnegara, dengan nilai yang standar, aku berusaha untuk meyakinkan orang tuaku, untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi, namun apa daya usahaku gagal karena terpaan krisis keuangan yang menimpa keluargaku sehingga aku terpaksa mengurungkan keinginanku untuk melanjutkan ke SMK f avoritku di kota Banjarnegara. pada akhir 2003 aku mencoba mengikuti orang tuakuk di Jakarta dengan harapan segera mendapatkan pekerjaan, namun karena bermodalkan hanya ijazah SLTP aku kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan aku mencoba untuk berdagang rokok dan minuman di dekat terminal Senen, Jakarta Pusat. dan pada awal 2004 aku mendapat tawaran pekerjaan sebagai Cleaning Service di sebuah rumah sakit swasta di salemba Jakarta Pusat. Disana aku memiliki banyak teman dari seusia hingga yang jauh dari usiaku dan mungkin setara usia Ibuku. aku sangat senang mendapatkan pekerjaan ini, pada saat itu merasa senang dapat menghasilkan uang sendiri,sekali kali aku main kerumah temanku, jadi aku tak bosan hanya pulang kerumah orangtuaku yang hanya digunakan sebagai warung nasi dan malamnya dijadikan tempat tidur bagi keluargaku. 
 
Sempat pada saat aku main ketempat temanku aku berkenalan dengan seorang wanita yang diperkenalkan oleh temanku, namun karena temanku juga menyukainya aku terpaksa mengalah, tapi tak kuduga dia menolak cinta temanku, dan lebih menerima cintaku, wanita itu bernama Dinda, namun itu hanya berlangsung 6 bulan karena aku sudah tidak merasa cocok dengannya, pada akhir tahun 2004 aku putus dengannya, dan selang beberapa minggu aku menemukan penggantinya bernama Ika, dia temanku dari kampung, tapi sama denganku dia merantau ke Jakarta, tapi itupun sangat singkat sekali hanya berlangsung 4 bulan pada bulan maret 2005 aku putus dengannya karena dia mengatakan ingin melanjutkan hidupnya untuk kembali ke kampung halaman,hingga akhir tahun 2005 aku tak berpcaran lagi, dan pada pada saat itu juga aku pindah kerja ke kota bekasi, aku bekerja untuk saudaraku dibidang servis komputer, sambil berharap aku bisa mengetahui ilmu komputer dan alhamdulillah aku bisa menguasainya juga. pada pertengah 2006 luka asmaraku kembali terobati, aku berkenalan dengan seorang wanita bernama Lina di sebuah acara pertunjukan musik, dan aku tak lupa meminta nomor handphonenya, namun ini sungguh lain dari biasanya, aku merasa tidak cocok dengan gadis ini mungkin karena faktor kesenjangan ekonomi, dan masih banyak hal yang aku rasa tidak ada kesamaan. aku berpacaran dengan Lina hanya berlangsung 2 bulan. aku putus sekitar bulan Agustus. pada saat itu akuk mulai berpikir untuk lebih dewasa, dan aku berusaha agar pada tahun 2007 menjalani hidup tanpa kekasih, untuk berusaha mendapatkan semua apa yang aku impikan, karena aku selalu memimpikan untuk membuka usaha servis komputer, jadi aku mulai berhemat dan mulai menabung sedikit demi sedikit. aku membayangkan betapa bahagianya saudaraku yang telah sukses membuka usah servis komputer. pada kurun waktu tahun 2007 dalam pikiranku hanya bekerja, sekalian berusaha membahagiakan orangtuaku. pada awal 2008, tepatnya bulan februari aku kembali berkenalan dengan seorang wanita bernama Rika di sebuah konter Handphone pada waktu aku hendak membeli sebuah handphone, dia gadis yang polos rajin dan termasuk gadis yang rupawan. aku bertekad untuk mempertahankannya untuk menjadikannya wanita terakhir yang bisa membahagiakan hidupku, dapat dismpulkan ketika aku berhubungan dengan dia aku samasekali tak pernah merasakan perbedaan yang dan aku baik-baik saja menjalani hari-hari dengan dia. itu terlihat pada saat dia memutuskan kembali ke kampung halamannya di Purwakarta, Jawa Barat. aku dan dia tetap berhubungan dengannya walau jarak terlalu jauh untuk memisahkan kita, sesekali saat aku libur aku pulang kekampungnya. karena tidak mungkin setiap libur karena aku harus membagi waktu untuk menjenguk orangtuaku yang kini berdagang di warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara. mungkin bisa jadi seminggu sekali aku menengok orangtuaku, dan seminggu kemudian ke tempat dia. tapi tanpa disangka Ibunya sakit keras hingga menghembuskan nafas terakhirnya, dan setelah hari berduka itu Rika selalu merasa kesepian, dan ayahnya mengatakan padaku untuk segera menikahinya, karena mungkin dengan itu Rika dapat ceria lagi, aku kaget dengan keinginan ayahnya itu, aku sesungguhnya ingin sekali menikahinya, karena selama aku pacaran dengannya aku tak pernah sekalipun bertengkar, dan boleh dibilang lancar-lancar saja, tapi dengan berbagai alasan yang tidak memungkinkan aku untuk menikah dimasa usiaku yang masih 20 tahun, aku dengan berat hati untuk merelakan dia mendapat kebahagiaan dengan orang lain.
 
 Baru kali ini aku merasakan patah hati yang amat sangat menyakitkan, karena aku sungguh tak menginginkan ini, pada bulan Oktober 2008 aku putuskan untuk melepas dia. aku atak mau terburu-buru untuk mencari penggantinya dan aku mencoba menghilangkan rasa sedihku untu membuka komputer, main game, internet, dan sebagainya, pada awal 2009 aku memutuskan untuk membeli HP dengan jaringan CDMA dengan alasan agar aku bisa lebih berhemat, aku memilih nomer dengan operator Telkom Flexi, tanpa diduga dengan nomer itu ada seorang wanita menghubungiku dan aku memtuskan untuk berkenalan dan aku meminta untuk ketemuan yang lebih dikenal dengan kopdar (kopi darat), aku meminta temanku untuk menemaniku karena dia juga datang bersama temannya, ternyata wanita itu sungguh membuatku terpana, memang dia tak terlalu rupawan tapi dia sungguh manis dan tutur katanya yang sopan dan lembut membuat aku terpikat, namanya Menik itu sudah aku ketahui sejak sebelum aku berktemu dengannya,aku mencoba untuk sering bertemu dengannya dan pada akhir maret tepatnya tanggal 27 aku mencoba untuk mengutarakan cintaku padanya, aku dibuat deg-degan olehnya karena dia menjawab dengan waktu yang lama sekali, tapi dia menjawab dengan lembutnya dan menerima cintaku, betapa senang hatiku pada saat itu, kini sudah 3 bulan aku berpacaran dengan dia sampai aku membuat tulisan ini aku masih berhubngan dengannya, aku akan mencoba membuat dia sebagai pelabuhan terakhir cintaku. tapi aku tak tahu kemana sekarang aku harus fokus, atau kah ke jenjang pernikahan atau ke karierku yang sampai saat ini mimpiku membuka usaha belum terwujud. karena usiaku masih terbilang muda, aku berusaha untuk teta fokus bekerja dan membahagiakan orangtua. tapi orang tuaku meminta agar aku cepat-cepat menikah, tak tahulah aku hanya bisa berusaha dan berdoa semoga yang terbaik datang padaku.

Perjuangan Achmad

Achmad seorang pedagang asongan yang berjualan di terminal dan pasar tradisional didaerah parung. Achmad sehari-harinya selain berjualan ia seorang pelajar yang berprestasi disekolahnya.selain bekerja membantu keluarga achnad juga seorang anak yang membanggakan di rumahnya ia berasal dari keluarga yang kurang berkecukupan achmad anak yang rajin ia berusaha memmberikan yang terbaik di keluarganya.

Keluarga achmad hidup sangat kekurangan ia mempunyai 3 Adik yang masih kecil-kecil dan seorang ibu yang singgel parent (janda) Ayahnya sudah tiada pada saaat ia berumur 2 tahun.achmad seorang kaka yang bertanggung jawab di keluargany sejak usia 6 tahun ia sudah membantu ibunya dengan cara berjualan dipasar den terminal.kerasnya kehidupan jaman sekarang memaksa ia harus bekerja keras mencari rizki diluar rumah dipasar di terminal berjualan takkenal lelah.

Ia berjualan setelah pulang sekolah menjajahkan daganganya tak kenal cuaca baik atau buruk ia hanya memikirkan uang untuk makan pada hari itu.pada suatuhari ibunya sakit dan harus membeli obat achmad segera mencari uang untuk membelikan obat untuk ibunya.pada saat itu cuaca buruk hujan takhenti-henti mengguyur badan achmad ia tetap berjualan untuk mendapatkan uang untuk membeli obat.sampai sore ia berjualan terkumpulah uang untuk membelikan obat untuk ibunya.perjuangan anak usia 12 tahun ini patut di contoh untuk kalangan remaja saat ini yang bisanya berfoya-foya membuang-buang uang untuk hal yang tak perlu.

Kisah realita kehidupan seorang anak pedagang asongan ini patut di Teladani bahwa hidup itu penuh perjuangan dan kerja keras. kita sebagai seorang yang mampu lebih dari mereka harus mencontoh keteladanan dan kerja keras achmad seorang pedagang asongan.

Kisah Anak Jalanan

Seorang ibu berprofesi peminta-minta yang berada di sudut lampu merah itu menggendong anaknya yang masih kecil, berjalan mendekati seorang pedagang makanan keliling. Dengan beberapa ratus rupiah sebuah bungkus permen itu berpindah tangan, yang kemudian diberikannya kepada sang anak di gendongan. Sang anak dengan wajah ceria menerima dan kemudian memainkannya tanpa bermaksud memakannya, mungkin karena tidak tahu bagaimana cara membukanya atau memang dia hanya memainkannya. Sang kakak mendekatinya dan mencoba untuk meminta permen itu, tapi sang adik tak memberikannya dan karena kakanya memaksa maka menangislah si kecil. Sebuah potret nuansa kehidupan manusia di kota metropolitan, sebuah foto yang jelas menggambarkan bagaimana beratnya mengarungi kehidupan ini.
Anak mungil yang tidak seharusnya berada tiap hari di jalanan yang penuh dengan kotoran kimia itu tanpa dapat menolak harus menjalaninya, dia harus bersahabat dengan semua kotoran, debu, motor, dan mobil serta orang-orang yang lewat di lampu merah itu, dia, tanpa pernah mengerti menghirup bulat-bulat semua hal yang di sajikan di depan hidungnya, semua kotoran yang seharusnya di buang oleh kuda-kuda besi itu harus dihirup dan dimasukkan ke paru-parunya yang kecil, harus dialirkan oleh darahnya ke semua sudut bagian tubuh mungilnya. Sebuah cerita sedih yang tak tau kapan akan berakhir.

Sang kakak yang masih berusia 6 tahunan, yang juga tidak seharusnya menemaninya karena bukankah dia sudah cukup umur untuk masuk ke sebuah sekolah ? untuk duduk di bangku kecil dan mendengarkan semua pelajaran yang diberikan oleh sang guru ? bukankah dia sebaiknya bermain di sebuah tanah lapang yang cukup asri daripada harus bermain di pinggiran trotoar jalan ? bukankah dia layak untuk mendapatkan teman-teman yang lebih baik untuk bermain daripada bermain dengan orang-orang yang berumur jauh lebih tua darinya ?

Dan sang ibu, yang menjadi sumber dari segala sumber ini semua, apakah patut disalahkan ? mungkinkah dia dapat meninggalkan kedua anaknya yang masih kecil-kecil itu di rumah, jika mereka mempunyai rumah, sendiri tanpa pengawasan ? mungkinkah dia akan berada di jalanan kalo dia mempunyai suami yang bisa memberikan nafkah bagi keluarga kecil itu ? mungkinkah dia akan "mengorbankan" masa depan anaknya dengan cara seperti itu ? ataukah dia seorang ibu yang malas yang hanya memikirkan jalan pintas untuk mendapatkan uang tanpa memikirkan nasib anak-anaknya ? ataukah dia memang tidak tahu bahwa semua yang dia lakukan itu merusak kehidupan masa depan anak-anaknya ? atau dia memang sudah putus asa dengan semua kemiskinan yang selalu menemani sepanjang kehidupannya ?

Sebuah cerita kehidupan yang selalu berulang dan berulang, kapankah akan usai ?
 
Yahoo Messenger
Send Me IM!
Google Plus
Add Me To Your Circle!
Twitter
Follow Me!
Facebook
Add My Facebook
Original Template By Belajar SEO Blogspot - Himajiesized By Dayz Hidayat